Wanita yang (selamanya) kan kusayangi dan kucintai
Dia terlahir di sebuah kampung yang (sepertinya) jauh dari
kota, hidupnya sederhana (yang pasti tak senyaman hidupku sekarang). Dekat dengan
hijaunya sawah yang menghampar luas, riak sungai yang senantiasa mengalirkan
air jernih. Jauh dari hiruk pikuk kota yang penat dan bising.
Dia wanita yang dilahirkan dan dibesarkan oleh seorang ibu
yang sangat luar biasa, melahirkan 2 jundi dan 1 jundiyah yang subhanallah
sangat hebat. Seorang ibu yang tidak pernah menyerah dengan keadaan dirinya,
seorang ibu yang sedari kecil ditinggal oleh orang tuanya. Seorang ibu yang
selalu berjuang melengkapi persil-persil ilmu pengetahuan. Seorang ibu yang
selalu punya semangat untuk menjadikan anak-anak lebih baik dari dirinya.
Dia wanita yang dibesarkan juga oleh seorang bapak yang tak
pernah mengeluh akan nasib yang (hampir) tak selalu berpihak pada mereka. Seorang
bapak yang rela mengorbankan kehidupannya yang cukup untuk mengarungi bahtera
hidup dengan penuh perjuangan. Seorang bapak yang selalu memegang tangan
anaknya tetap kuat mengarungi kehidupan ini.
Wanita itu menjalani masa muda dengan tidak mudah, wanita
yang begitu gigih memperjuangkan pendidikan yang ia tempuh. Walau aral
melintang badai menghadang tak pernah menyurutkan langkahnya untuk tetap
bersekolah. Walau harus bersepeda berkilo-kilo meter demi mendapatkan angkutan
umum yang akan mengantarkan ke kampus yang lagi-lagi (menurutku) tak bonafit,
tak keren. Tapi lagi-lagi pendidikan berkualitas tak hanya dimiliki oleh kampus
yang keren dan tenar. Wanita itu rela berjualan kangkung dan menjahit untuk
membayar biaya kuliahnya. Ya.. dia tak bisa mengandalkannya orang tuanya, karna
situasi akan semakin runyam.
Dia adalah wanita yang akhirnya dipertemukan dengan seorang
pria yang tak kalah keren. Memang, wanita keren hanya untuk laki-laki keren. Mereka
akhirnya menjejaki fase baru dalam kehidupan mereka, padahal pria yang ia
nikahi beum mempunyai pekerjaan mapan, kulliahnyapun baru saja dimulai, wanita
itu bahkan harus merelakan sebuah gelang hadiah dari sang mertua karna harus
mengambil ijazah yang membutuhkan biaya.
Dia adalah wanita yang sudah berpuluh tahun mengabdikan
hidup untuk kampungnya, tak peduli dianggap atau tidak oleh masyarakat
sekitarnya. Bahkan ia adalah seorang pionir yang menginisiasi adalah SMA di
kampung itu mengingat sangat rendahnya kemauan belajar dari anak-anak muda
disana. Rela tidak bergaji, rela menempuh berjam-jam perjalanan dengan sepeda
motor ke ibu kota kabupaten demi mengurus seluruh admintrasi sekolah. Demi legalnya
sekolah yang ia rintis, rela dengan gaji 9o ribu dalam 1 bulan agar
pemuda-pemudi di kampung itu tidak putus sekolah.
Dia adalah wanita yang senantiasa tetap istiqomah membina
ibu-ibu di lingkungan sekitar, ia yang selalu menyediakan waktu agar bermanfaat
untuk lingkungan sekitarnya, yang tak sungkan mengulurkan tangannya untuk
membantu orangorang sekitarnya, senantiasa memotivasi ibu-ibu di sekitarnya
untuk tidak mudah menyerah untuk menyekolahkan anak-anak mereka.
Wanita itu ialah ummi..
Ummi yang telah melahirkanku dan 5 saudaraku, seorang ibu
yang telah mengorbankan rahimnya selama 9 bulan untuk kami. Seorang ibu yang
tiada duanya di dunia ini. Seorang ibu yang telah membesarkan kami satu persatu
dengan caranya sendiri.
Ummi, adalah sosok yang selalu dirindukan oleh anak-anaknya.
Yang selalu cerewet kalau kalau anaknya belum makan sebelum pergi ke sekolah,
seorang ibu yang tegas dalam meluruskan apa-apa yang kami anggap benar padahal
tidak dari sebuah ajaran islam.
Seorang ibu yang selalu bangun lebih awal untuk bermunajat
pada Allah, agar anak-anakNya tetap berada dalam lindunganNya. Seorang ibu yang
punya prinsip untuk mempesantrenkan anakanaknya sejak masuk usia SMP. Seorang ibu
yang selalu melarang anak-anaknya untuk tidak berada di kampung saat usia sudah
menginjak SMP karna kapung itu tak lagi kondusif untuk pembentukan kepribadian.
Ummi adalah sosok yang tak pernah mau membebani pikiran anak-anaknya
dengan kondisi ekonomi di rumah, sosok yang (hampir) selalu menolak jika saja
anaknya kepikiran dengan keuangan keluarga.
Ummi adalah sosok yang mengnspirasiku selamanya. Ummi adalah
sosok ibu, sosok istri, sosok wanita yang sempurna di mataku.
Ummi…….
Sayang ummi karena Allah..
Karena ummi punya caranya sendiri dalam mendidik
anak-anaknya…
Ummii….
Ajari awi menjadi sosok wanita seperti ummi…
Yang tetap tegar walau badai menghadang..
Yang tetap tanggung walau aral melintang..
Semoga kita berkumpul di syurgaNya kelak.. syurga firdaus
insyaAllah… J
~~ happy mother’s day~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar