Sabtu, 13 Oktober 2018

mencintai kebaikan


dahulu aku sering sekali menyelipkan motto : mencintai orang yang dapat mengubah kefanaan menjadi sepenggal firdaus. aku lupa pada tulisan siapa aku jatuh cinta
terima kasih kepada siapapun yang pernah memberi inspirasi itu.
Tadi 3 jam terakhir mengajar di weekend yang (harusnya) membahagiakan ini. Anak kelas Aljir aku beri satu bundle soal yang aku instruksikan untuk dapat dikerjakan secara berkelompok.
12.15 adzan sudah berkumandang. anak -anak sudah mulai gelisah. padahal waktu belajar akan berakhir pada pukul 12.40.
12.40 aku instruksikan untuk mengumpulkan seadanya. anak-anak ini jelas menolak. ini merusak harga diri mereka sebagai murid dan tentu saja sebagai laki-laki jika tak bisa menyelesaikkan tugas yang kuberi.
12.45
akhirnya sesorang anak memulai semuanya.
"Zah, udah tu.. Orang udah selesai pula shalatnya" dia tampak gelisah aku mengangguk takzim. Kau lebih mencintai akhiratmu nak. kau tampak gelisah karena melewatkan shaf shalat berjamaahmu.
" yo ayo.. shalat lagi yaa"
anak-anak mulai beringsut mundur, merapikan segala macam peralatan 'tempur' yang mereka pakai untuk mendukung segala macam lawan mereka. satu persatu mengumpulkan kertas lalu berpamitan.
lain waktu aku bertanya pada seorang anak di tingkat yang berbeda.
"apa pendapatmu tentang teman-teman yang membawa hape ke asrama?" aku bertanya seperti itu bukan tanpa sebab. sering kali aku melihat beberapa dari mereka mampir di di viewers IG storyku, tentu saja aku jadi tau mereka membawa hp ke asrama.
"miris aja zah, mereka jarang banget shalat jamaah di masjid. jangankan shalat tepat waktu, seringnya ntah kapan adzan kapan pula dia shalat"
Aku tersenyum bangga.
Kami mencintai kebaikan kebaikan yang kalian punya, kami pun walau menjadi guru, tetap saja tak henti hentinya berguru pada kalian.
Tetap seperti ini sampai kalian dewasa ya nak.