Senin, 14 Juni 2021

Belajar Qur'an: Makharijul Huruf (1)

Foto: shutterstock


 Belajar tentang cara membaca al qur'an yang baik dan benar memang tidak pernah usai. Alhamdulillah sebagai anak dari orang tua yang memahami betul esensi Al qur'an dalam kehidupan seorang muslim, saya telah diajarkan membaca al qur'an sejak balita, tapi ini hanya sekedar membaca yang dibimbing langsung oleh sang ibu. 


Ilmu qur'an sendiri sangat luas, mencakup ilmu tafsir, 'ulumul qur'an, qira'ah isyrin atau qira'ah sab'ah, dan ilmu tajwid/tahsin. Pada saat sekolah madrasah saya dikenalkan ilmu tajwid yakni hukum bacaan dengung pada nun sukun atau mim sukun, serta hukum mad asli dan teman-temannya. padahal sebelum mengenal dan mempelajari hukum tajwid alangkah lebih baiknya mempelajari makharijul huruf terlebih dahulu.


Makharijul huruf adalah tempat keluarnya huruf, berbagai buku tentang ilmu tajwid untuk memperbaiki bacaan qur'an yang sekarang banyak beredar sumber utamanya adalah matan Jazariyah, yang dikarang oleh imam Syamsuddin Abul Khair Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin ‘Ali bin Yuusuf Al-Jazariy Ad-Dimasyqi Asy-Syaafi’i yang lazim dikenal sebagai imam Jazariy. Matan ini adalah rangkaian syair yang memuat ilmu tajwid, pada bab pertama hal yang ditulis oleh imam Jazariy adalah tentang makharijul huruf. ini membuktikan bahwa ilmu tentang makharijul huruf harus lebih dahulu dipelajari dibandingkan hukum tajwid yang lain.


Dalam baris syair dalam matan Jazariyah ini, yang menjelaskan makharijul huruf ada dalam baris 9 sampai 19. yakni: 


9 مَخَـارِجُ الحُـرُوفِ سَبْـعَـةَ عَـشَـرْ *** عَلَـى الَّـذِي يَخْتَـارُهُ مَــنِ اخْتَـبَـرْ


10 فَأَلِـفُ الـجَـوْفِ وأُخْتَـاهَـا وَهِــي *** حُــرُوفُ مَــدٍّ للْـهَـوَاءِ تَنْـتَـهِـي


11 ثُـمَّ لأَقْصَـى الحَـلْـقِ هَـمْـزٌ هَـاءُ *** ثُــمَّ لِـوَسْـطِـهِ5 فَـعَـيْـنٌ حَـــاءُ


12 أَدْنَــاهُ غَـيْـنٌ خَـاؤُهَـا والْـقَـافُ *** أَقْصَـى اللِّسَـانِ فَـوْقُ ثُــمَّ الْـكَـافُ


13 أَسْفَـلُ وَالْوَسْـطُ فَجِيـمُ الشِّـيـنُ يَـا *** وَالـضَّـادُ مِــنْ حَافَـتِـهِ إِذْ وَلِـيَــا


14 لاضْرَاسَ مِـنْ أَيْـسَـرَ أَوْ يُمْنَـاهَـا *** وَالـــلاَّمُ أَدْنَــاهَــا لِمُنْـتَـهَـاهَـا


15 وَالنُّونُ مِـنْ طَرَفِـهِ تَحْـتُ اجْعَـلُـوا *** وَالــرَّا يُدَانِـيـهِ لِظَـهْـرٍ أَدْخَـلُ


16 وَالطَّـاءُ وَالـدَّالُ وَتَـا مِـنْـهُ وَمِـنْ *** عُلْيَـا الثَّنَـايَـا والصَّفِـيْـرُ مُسْتَـكِـنْ


17 مِنْهُ وَمِـنْ فَـوْقِ الثَّنَـايَـا السُّفْـلَـى *** وَالـظَّـاءُ وَالــذَّالُ وَثَــا لِلْعُـلْـيَـا


18 مِـنْ طَرَفَيْهِمَـا وَمِـنْ بَـطْـنِ الشَّفَهْ *** فَالْفَـا مَـعَ اطْـرافِ الثَّنَايَـا المُشْرِفَـهْ


19 لِلشَّفَتَـيْـنِ الْــوَاوُ بَــاءٌ مِـيْــمُ *** وَغُـنَّــةٌ مَخْـرَجُـهَـا الخَـيْـشُـومُ


terjemahannya adalah:


9. Tempat-tempat keluar huruf hijaiyah itu berjumlah 17 (tujuh belas) tempat untuk 29 (dua puluh sembilan) huruf, berdasarkan pendapat yang terpilih dari para Ulama Ahli Qiraah. Ini merupakan pendapat yang dipilih oleh Al-Imam Ibnul Jazariy.


10. Maka pada rongga yang mencakup rongga tenggorokan hingga rongga mulut, terdapat Alif dan saudari-saudarinya yakni huruf-huruf mad (Wawu mad dan Ya mad)

yang berhenti seiring dengan berhentinya nafas.


11. Kemudian pada tenggorokan yang paling jauh dari rongga mulut, tepatnya pada pangkal pita suara (laring), keluar dua huruf: Hamzah dan Ha. Kemudian pada tenggorokan bagian tengah, yakni pada katup epiglotis (lisaanul mizmaar) keluar huruf ‘Ain dan Ha,


12. Pada tenggorokan yang paling dekat dengan rongga mulut, keluar huruf Ghain dan Kha, tepatnya merupakan persentuhan antara bagian belakang lidah (jadzrul lisaan) dengan ujung uvula, yakni daging yang tersambung dengan langit-langit dan merupakan persimpangan antara rongga mulut dengan rongga hidung, dekat dengan orofaring (faring bagian tengah).

Adapun huruf Qaf keluar dari pangkal lidah yang bersentuhan dengan langit- langit atas, yakni langit-langit yang lunak.

Kemudian huruf Kaf...


13. Tempat keluarnya di bawah huruf Qaf, yakni persentuhan antara pangkal lidah dengan langit-langit yang keras dan yang lunak sekaligus, sedikit di bawah tempat keluarnya huruf Qaf.

Pada tengah lidah keluar huruf Jim bila disentuhkan ke langit-langit, serta keluar huruf Syin dan Ya bila digerakkan mendekati langit-langit.

Huruf Dhad keluar dari sisi lidah yang memanjang dari pangkal lidah hingga ke ujung lidah, saat bersentuhan dengan...


14. Gigi geraham, baik yang sebelah kiri ataupun sebelah kanan, bahkan bisa juga kedua sisi lidah disentuhkan dengan gigi geraham yang kiri dan yang kanan sekaligus.

Huruf Lam keluar dari ujung sisi lidah yang merupakan akhir dari tempat keluarnya huruf Dhad di sebelah kiri melingkar hingga sebelah kanan, melalui akhir dari ujung sisi lidah pada bagian depan (kepala lidah). Disentuhkan dengan langit-langit yang dekat dengan gusi gigi seri atas.


15. Dan huruf Nun keluar dari ujung lidah yang bersentuhan dengan langit-langit di bawah tempat keluarnya huruf Lam, lebih dekat ke gusi gigi seri atas.

Adapun huruf Ra keluar dekat dengan tempat keluarnya huruf Nun, namun sedikit masuk ke punggung lidah, yakni bagian ujung lidah yang dekat dengan tengah lidah.


16. Huruf Tha, Dal, dan Ta keluar dari bagian ujung lidah yang bersentuhan dengan bagian belakang gigi seri atas. Huruf-huruf Shafir (yakni Shad, Zay, dan Sin) keluar bila ujung lidah tegak/ sejajar...


17. Dan mendekat ke atas gigi seri bawah. Adapun huruf Zha, Dzal, dan Tsa lebih tinggi lagi,


18. Yakni keluar dari persentuhan ujung lidah dengan ujung gigi seri atas. Dan dari perut bibir bawah yang bersentuhan dengan ujung gigi seri atas keluar huruf Fa.


19. Dari dua bibir keluar huruf Wawu, Ba, dan Mim. Sedangkan huruf-huruf Ghunnah (suara dengung pada Nun dan Mim) tempat keluarnya adalah rongga hidung.


Pada bait ke 9, disebutkan bahwa jumlah tempat keluar huruf ada 17 tempat, dari 29 huruf hijaiyah yang ada dan setiap huruf hanya keluar di satu tempat tidak akan berbarengan dua tempat sekaligus, oleh sebab itu penting untuk diketahui, dipelajari dan dipraktekkan dalam membaca al-qur'an bagaimana setiap huruf keluar di tempat yang seharusnya, agar tidak ada zhalim dalam menunaikan hak-hak huruf dalam membaca ayat al qur'an. Wallahu a'lam bish shawab.


 

Sabtu, 13 Oktober 2018

mencintai kebaikan


dahulu aku sering sekali menyelipkan motto : mencintai orang yang dapat mengubah kefanaan menjadi sepenggal firdaus. aku lupa pada tulisan siapa aku jatuh cinta
terima kasih kepada siapapun yang pernah memberi inspirasi itu.
Tadi 3 jam terakhir mengajar di weekend yang (harusnya) membahagiakan ini. Anak kelas Aljir aku beri satu bundle soal yang aku instruksikan untuk dapat dikerjakan secara berkelompok.
12.15 adzan sudah berkumandang. anak -anak sudah mulai gelisah. padahal waktu belajar akan berakhir pada pukul 12.40.
12.40 aku instruksikan untuk mengumpulkan seadanya. anak-anak ini jelas menolak. ini merusak harga diri mereka sebagai murid dan tentu saja sebagai laki-laki jika tak bisa menyelesaikkan tugas yang kuberi.
12.45
akhirnya sesorang anak memulai semuanya.
"Zah, udah tu.. Orang udah selesai pula shalatnya" dia tampak gelisah aku mengangguk takzim. Kau lebih mencintai akhiratmu nak. kau tampak gelisah karena melewatkan shaf shalat berjamaahmu.
" yo ayo.. shalat lagi yaa"
anak-anak mulai beringsut mundur, merapikan segala macam peralatan 'tempur' yang mereka pakai untuk mendukung segala macam lawan mereka. satu persatu mengumpulkan kertas lalu berpamitan.
lain waktu aku bertanya pada seorang anak di tingkat yang berbeda.
"apa pendapatmu tentang teman-teman yang membawa hape ke asrama?" aku bertanya seperti itu bukan tanpa sebab. sering kali aku melihat beberapa dari mereka mampir di di viewers IG storyku, tentu saja aku jadi tau mereka membawa hp ke asrama.
"miris aja zah, mereka jarang banget shalat jamaah di masjid. jangankan shalat tepat waktu, seringnya ntah kapan adzan kapan pula dia shalat"
Aku tersenyum bangga.
Kami mencintai kebaikan kebaikan yang kalian punya, kami pun walau menjadi guru, tetap saja tak henti hentinya berguru pada kalian.
Tetap seperti ini sampai kalian dewasa ya nak.

Rabu, 04 Maret 2015

Bermula dari Mimpi


(dari kanan ke kiri): Ustadz Irsyad Syafar, Nur Novrariani, Idsabella, Dola Adriana, Rabi'ah Adwiyah,Radhiatul Fitri, Welly Putri Akmadelita, Yolanda @House Of Raminten, Kotabaru, DI Yogyakarta

Alhamdulillah, dipertemukan kembali dengan masyaikh Ar-Risalah, Ustadz Irsyad Syafar. Dan dengan begitu Inarah(Ikatan Alumni Ar-Risalah) chapter jogja bisa kumpul (hampir) lengkap.
Rasanya.... Unbelievable banget bisa ketemu ustadz Irsyad di tanah jogja. Ada untungnya juga ustadz jadi anggota DPRD yaa... :D
Oiya, ustadz ke Jogja bukan dalam rangka nemuin kita anak-anaknya. Tapi dalam rangka tugas komisi V DPRD Prov. Sumatera Barat untuk mempelajari perda tentang disabilitas.
Walaupun temu kangennya di House of Raminten. Yaaaa overall... Hampir dua jam ngobrol gak kerasa juga yaa.. :’)
Begitu menghampiri meja, sudah menanti Fitri, Yolan dan ustadz Irsyad... Hehe melihat ustadz yang masih dengan karismanya... Aaaaa..... Unbelievable and unpredictable...
(kata Welly, Ustadz gemukan yaaa.... XD)
Denger cerita ustadz lagi..
“Ustadz bertemu kalian untuk memastikan kalian masih ‘on the track’ atau enggak..”
“datanglah ke Ar-Risalah, ntar kalo gak ada tempat, ke rumah ustadz aja.. Rumah ustadz udah sepi, 4 orang udah di asrama” (Wow, baru 4 tahun lulus dari Ar-Risalah.. Udah 4 aja anak ustadz yang tidak berlabel SD. Padahal dulu masih ke asrama buat main... -,-)
*begitu cepat waktu berlalu*
“sekarang Ar-Risalah sudah membangun TK, open house kemarin udah dipaparkan akan membangun SD,Gor Putri, kolam renang dll” (udah enam setengah hektar luas wilayah Ar-Risalah sekarang” (subhanallaaaaahh... Baru juga 4 tahun gak main-main ke Ar-Risalah)
“dulu, saat open house peresmian pembangunan MA Ar-Risalah, ustadz ustadzah bermimpi saja, kita buka kelas agama biar anak-anak kita ke timur tengah, kelas IPA biar anak-anak kita ke Eropa ke universitas universitas terkenal di Indonesiaa... Dulu hanya mimpi saja.. Setelah 2 generasi  yang lulus perlahan mimpi mimpi itu menjadi nyata”
(and Now, we are surely spread entire world... Memang baru 5 angkatan yang lulus tapi alumninya udah dimana mana...medan, padang, jambi, lampung, palembang, bengkulu, jakarta, bogor, bandung,semarang, jogja, surabaya, bali, malaysia, mesir, madinah, jepang, jerman. Subhanallah.. Allah memang tidak pernah menyia-nyiakan hambaNya yang selalu berharap padaNya”
“mimpi-mimpi kita hari ini adalah kenyataan esok hari”
Aahhh... Percikan percikan cerita itu bener-bener membawa pada memori masa lampau 5 atau 6 tahun silam.. Saat kita hanya tau lingkungan Ar-Risalah dan menanti nanti cerita tentang perkembangan dunia luar... Berkerubung saat membaca koran. Dan sekarang berbalik.. Kita yang ingin mendengar cerita-cerita Ar-Risalah.
Mungkin saat ini dan saat itu kita tak mensyukuri apa-apa yang telah ditakdirkan Allah pada kita
Hari kemarin..
Hari Ini...
Hari esok..
Kapanpun itu tetaplah bermimpi untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan mensyukuri setiap detak nafas dan langkah perjalan yang Allah takdirkan.
Bismillah..
Wal hamdulillah
Jazakallah Khairan Ustadz yang udah menyempatkan waktunya untuk ketemu kita-kita, semoga dilain kesempatan dipertemukan kembali.
Btw, semoga gak cuman momen-momen ginian yang bisa ngumpulin alumni putri se-jogja yaaa...
See you in other session girlss...
Yani (mahasiswi ‘magang’ 1 semester peternakan UGM), Dola (Psikologi UGM’13), Fitri (psikologi UAD ‘11), Welly (Psikologi UIN ‘11), Yolan (D3 Manajemen ‘13), Abel (Pertanian UGM ‘14), Awi (Teknik Fisika UGM ‘11).. Missing people Inur (perbankan Syarri’ah UMY 14), Falihah (Kebidanan ‘14)

Asma Amanina, 4 Maret 2015

Selasa, 26 Agustus 2014

MET MILAD CHA..

26 Agustus 2014
21 tahun kini usianya..
ia menjadi gadis yang sangat disenangi orang-orang di sekelilingnya (tapi, gue gak ngerti ni orang pilih-pilih banget kalo masalah 'tempat tidur'nya)
21 tahun kini usianya..
ia memasuki tahun-tahun ketika tak sedikit yang bertanya "kapan lulus?" "sibuk apa sekarang?" bahkan sampai pada pertanyaan "kapan menikah?" (khayalan gue butek banget ya...)
21 tahun kini usianya..
ia memasuki tahap-tahap dimana kuliah akan menyenangkan (mudah-mudahan), dimana bidang yang ia pilih setelah 1 tahun uji coba gagal adalah yang akan dia minati ntah sampai kapan.
ia akan menjalani fase-fase hidup yang lebih dewasa yang gak ada namanya melakukan hal bodoh yang pernah ia lakukan kala itu XD
21 tahun kini usianya..
bagiku memasuki angka dua satu adalah hal-hal sulit yang pernah aku jalani (ini versi lebay banget), dimana kdua satu bahkan dua puluh adalah fase dimana orang disebut berkepala dua. (bayangkan nah... kepalanya udah dihitung dua coy...)
21 tahun kini usianya...
ia menjadi orang yang memikat siapapun yang bergaul dengannya. tak berbatas gender, semua orang menyukai cara bicaranya, gaya bergaulnya, selera humornya, selera fashionnya, dan cara ia memperlakukan teman-teman terdekatnya
21 tahun usianya..
semoga kau tak lagi menjadi gadis yang berharap pamrih dari orang tuamu yang dengan itu kau semangat mengupgrade nilai-nilaimu..
ingat Cha.. sudah 21.. :p
barakallah fii miladiki Raisa Karima..
terima kasih atas ikatan persaudaraan yang telah terbina selama 9 tahun (omaigat... pertemanan kita sudah terjalin lama coy...)
semoga semakin cantik... semakin menarik hati.. semakin shalihah.. semakin dekat kepada Allah..
semoga menjadi insan-insan yang lebih bermanfaat untuk orang lain, menjadi qurrata a'yun bagi Abi, Bunda, Bang Bi, Syauqi, Hilya, Syafiq, Haziq dan Athiya..
semoga tetap menjadi boss (ini julukan anak GS buat elu, kalo masih inget) yang baik buat genk kita..
semoga dengan bertambahnya umur lu gak mengurangi intensitas lu main ke Jogja buat ketemu gue, gak menghambat acara kumpul-kumpul anak GS.
semoga dengan bertambahnya umur lu gak mengurangi minat lu untuk mendenger cerita-cerita sampah gue..
semoga kita yang sama-sama udah 21 ini, bisa semangat dan jalan-jalan ke Bandung libur semester besok ya Cong...
ichaaa.... maaaf...
awalnya gue pengen ngasih lu video yang udah gue rekam di taman pasca sarjana UGM beberapa bulan yang lalu, gue pake baju warna pastel waktu itu,,, tapi pagi-pagi gue obrak-abrik directory gue udah gak ada, gue gak tau dimana gue simpen tu video..
pengen nangis rasanya gue tadi pagi...
alhasil, gue minta tolong seseorang buat rekaman.. ntar gue kirim ke instagram lu yaa...
huaaa... masih gak rela dengan video yang udah gue buat..
anyway, sangeul cukkae...
salamaik bakurang umua yo cong...

regard
gue yang selalu siap menerima cerita sampah lu

Sabtu, 15 Maret 2014

Abii...

Seorang pemuda duduk di hadapan laptopnya. Login facebook.
Pertama kali yang dia cek adalah inbox.
Hari ini terlihat sesuatu yang tidak dia perdulikan selama ini.
Bagian ‘OTHER’ di inboxnya. Ada dua pesan. Pesan pertama,
spam. Pesan kedua, dia membukanya. Ternyata pesan 3 bulan
yang lalu.
Dia baca isinya:
“Salam. Ini kali pertama abah mencoba menggunakan
facebook. Abah coba tambah kamu sebagai teman tapi tidak
bisa. Abah juga tidak terlalu paham benda ini.
Abah coba kirim pesan ini kepada kamu. Maaf, abah tidak
pandai mengetik. Ini pun kawan abah yang mengajarkan.
Ingatkah saat pertama kali kamu punya HP? Saat itu kamu
kelas 4 MI. Abah kasian semua anak-anak sekarang punya HP.
Jadi, abah hadiahkan pada kamu satu. Dengan harapan kamu
akan telpon abah kalau kamu mau cerita tentang masalah
asrama, sekolah atau apa-apa saja. Tapi, kamu hanya telpon
abah seminggu sekali. Tanya tentang uang makan dan jajan.
Abah berpikir juga, isi ulang pulsa 100 ribu tapi telpon abah
tidak sampai 5 menit. Sudah habiskah pulsanya?
Saat kamu kecil dulu, abah masih ingat pertama kali kamu bisa
ngomong. Kamu asyik panggil, ‘Abah, abah, abah’. Abah
bahagia sekali anak lelaki abah panggil abah. Panggil Umi.
Abah senang bisa berbicara dengan kamu walaupun kamu
mungkin tidak ingat dan tidak paham apa yang abah ucapkan
di umur kamu 4 atau 5 tahun.
Tapi, percayalah. Abah dan Umi bicara dengan kamu banyak
sekali. Kamulah penghibur kami di saat kami
berduka. Walaupun hanya dengan gelak tawamu.
Saat kamu masuk MI. Abah ingat kamu selalu bercerita dengan
abah ketika membonceng motor dengan abah setiap pergi dan
pulang sekolah. Banyak yang kamu ceritakan pada abah.
Tentang ibu guru, sekolah, teman-teman. Abah jadi makin
bersemangat bekerja keras mencari uang untuk biaya kamu ke
sekolah. Sebab kamu lucu sekali. Menyenangkan. Ayah mana
yang tidak gembira kalau anaknya suka ke sekolah untuk
belajar.
Ketika kamu masuk MTs. Kamu mulai punya kawan-kawan
baru. Kamu pulang dari sekolah, kamu langsung masuk kamar.
Kamu keluar pas waktu makan saja. Kamu keluar rumah
dengan kawan-kawanmu. Kamu mulai jarang bercerita dengan
abah.
Kamu pandai. Akhirnya masuk asrama di Aliyah. Di asrama,
jarak antara kita makin jauh. Kamu mencari kami saat perlu.
Kamu biarkan kami saat tidak perlu.
Abah tahu, naluri remaja. Abah pun pernah muda. Akhirnya,
abah tahu kalau ternyata kamu menyukai seorang gadis.
Ketika masuk kuliah, sikap kamu sama saja dengan ketika di
Aliyah. Jarang hubungi kami. Sewaktu pulang liburan, kamu
sibuk dengan HP kamu, dengan laptop kamu, dengan internet
kamu, dengan dunia kamu.
Abah bertanya-tanya sendiri dalam hati. Adakah kawan
istimewa itu lebih penting dari Abah dan Umi? Adakah Abah
dan Umi cuma diperlukan saat kamu mau nikah saja sebagai
pemberi restu? Adakah kami ibarat tabungan kamu saja?
Akhirnya, kamu jarang berbicara dengan abah lagi. Kalau pun
bicara, dengan jari-jemari. Berjumpa tapi tak berkata-kata.
Berbicara tapi seperti tak bersuara. Bertegur cuma waktu hari
raya. Tanya sepatah kata, dijawab sepatah kata. Ditegur, kamu
buang muka. Dimarahi, kamu tidak pulang liburan lagi.
Malam ini, abah sebenarnya rindu sekali pada kamu. Bukan
mau marah atau mengungkit-ungkit masa lalu. Cuma abah
sudah terlalu tua. Abah sudah di penghujung usia 60 an.
Kekuatan abah tidak sekuat dulu lagi.
Abah tidak minta banyak… Kadang-kadang, abah cuma mau
kamu berada di sisi abah. Berbicara tentang hidup kamu.
Meluapkan apa saja yang terpendam dalam hati kamu.
Menangis pada abah. Mengadu pada abah. Bercerita pada
abah seperti saat kamu keci dulu. Apapun.
Maafkan abah atas curhat abah ini. Jagalah solat. Jagalah
hati. Jagalah iman. Mungkin kamu tidak punya waktu berbicara
dengan abah. Namun, jangan sampai kamu tidak punya waktu
berbicara dengan Allah. Jangan letakkan cinta di hati pada
seseorang melebihi cinta kepada Allah.
Mungkin kamu mengabaikan abah. Namun jangan kamu
mengabaikan Allah.
Maafkan abah atas segalanya.”
Pemuda meneteskan air mata. Dalam hati perih tidak terkira.
Bagaimana tidak, tulisan ayahandanya itu dibaca setelah 3
bulan beliau pergi untuk selama-lamanya.

Dapet kisah beginian yg disebar kemana-mana via whatsapp.. benar memang teknologi mendekatkan yg jauh tetapi menjauhkan yang dekat.
Abiiiii.... awi gak pengen jadi anak seperti itu..
Abii... mungkin awi terlalu kaku sama abii, tapi di lubuk hati awi terdalam awi sayang abi..
Awi bangga punya abi yang sangat mendedikasikan diri untuk ummat.
Doakan awi bisa bermanfaat juga untuk orang lain suatu saat nantii...
Awi sayang abi karna Allah, sekarang dan selamanyaa...

Senin, 30 Desember 2013

buat Ummi....

Wanita yang (selamanya) kan kusayangi dan kucintai
Dia terlahir di sebuah kampung yang (sepertinya) jauh dari kota, hidupnya sederhana (yang pasti tak senyaman hidupku sekarang). Dekat dengan hijaunya sawah yang menghampar luas, riak sungai yang senantiasa mengalirkan air jernih. Jauh dari hiruk pikuk kota yang penat dan bising.
Dia wanita yang dilahirkan dan dibesarkan oleh seorang ibu yang sangat luar biasa, melahirkan 2 jundi dan 1 jundiyah yang subhanallah sangat hebat. Seorang ibu yang tidak pernah menyerah dengan keadaan dirinya, seorang ibu yang sedari kecil ditinggal oleh orang tuanya. Seorang ibu yang selalu berjuang melengkapi persil-persil ilmu pengetahuan. Seorang ibu yang selalu punya semangat untuk menjadikan anak-anak lebih baik dari dirinya.
Dia wanita yang dibesarkan juga oleh seorang bapak yang tak pernah mengeluh akan nasib yang (hampir) tak selalu berpihak pada mereka. Seorang bapak yang rela mengorbankan kehidupannya yang cukup untuk mengarungi bahtera hidup dengan penuh perjuangan. Seorang bapak yang selalu memegang tangan anaknya tetap kuat mengarungi kehidupan ini.
Wanita itu menjalani masa muda dengan tidak mudah, wanita yang begitu gigih memperjuangkan pendidikan yang ia tempuh. Walau aral melintang badai menghadang tak pernah menyurutkan langkahnya untuk tetap bersekolah. Walau harus bersepeda berkilo-kilo meter demi mendapatkan angkutan umum yang akan mengantarkan ke kampus yang lagi-lagi (menurutku) tak bonafit, tak keren. Tapi lagi-lagi pendidikan berkualitas tak hanya dimiliki oleh kampus yang keren dan tenar. Wanita itu rela berjualan kangkung dan menjahit untuk membayar biaya kuliahnya. Ya.. dia tak bisa mengandalkannya orang tuanya, karna situasi akan semakin runyam.
Dia adalah wanita yang akhirnya dipertemukan dengan seorang pria yang tak kalah keren. Memang, wanita keren hanya untuk laki-laki keren. Mereka akhirnya menjejaki fase baru dalam kehidupan mereka, padahal pria yang ia nikahi beum mempunyai pekerjaan mapan, kulliahnyapun baru saja dimulai, wanita itu bahkan harus merelakan sebuah gelang hadiah dari sang mertua karna harus mengambil ijazah yang membutuhkan biaya.
Dia adalah wanita yang sudah berpuluh tahun mengabdikan hidup untuk kampungnya, tak peduli dianggap atau tidak oleh masyarakat sekitarnya. Bahkan ia adalah seorang pionir yang menginisiasi adalah SMA di kampung itu mengingat sangat rendahnya kemauan belajar dari anak-anak muda disana. Rela tidak bergaji, rela menempuh berjam-jam perjalanan dengan sepeda motor ke ibu kota kabupaten demi mengurus seluruh admintrasi sekolah. Demi legalnya sekolah yang ia rintis, rela dengan gaji 9o ribu dalam 1 bulan agar pemuda-pemudi di kampung itu tidak putus sekolah.
Dia adalah wanita yang senantiasa tetap istiqomah membina ibu-ibu di lingkungan sekitar, ia yang selalu menyediakan waktu agar bermanfaat untuk lingkungan sekitarnya, yang tak sungkan mengulurkan tangannya untuk membantu orangorang sekitarnya, senantiasa memotivasi ibu-ibu di sekitarnya untuk tidak mudah menyerah untuk menyekolahkan anak-anak mereka.
Wanita itu ialah ummi..
Ummi yang telah melahirkanku dan 5 saudaraku, seorang ibu yang telah mengorbankan rahimnya selama 9 bulan untuk kami. Seorang ibu yang tiada duanya di dunia ini. Seorang ibu yang telah membesarkan kami satu persatu dengan caranya sendiri.
Ummi, adalah sosok yang selalu dirindukan oleh anak-anaknya. Yang selalu cerewet kalau kalau anaknya belum makan sebelum pergi ke sekolah, seorang ibu yang tegas dalam meluruskan apa-apa yang kami anggap benar padahal tidak dari sebuah ajaran islam.
Seorang ibu yang selalu bangun lebih awal untuk bermunajat pada Allah, agar anak-anakNya tetap berada dalam lindunganNya. Seorang ibu yang punya prinsip untuk mempesantrenkan anakanaknya sejak masuk usia SMP. Seorang ibu yang selalu melarang anak-anaknya untuk tidak berada di kampung saat usia sudah menginjak SMP karna kapung itu tak lagi kondusif untuk pembentukan kepribadian.
Ummi adalah sosok yang tak pernah mau membebani pikiran anak-anaknya dengan kondisi ekonomi di rumah, sosok yang (hampir) selalu menolak jika saja anaknya kepikiran dengan keuangan keluarga.
Ummi adalah sosok yang mengnspirasiku selamanya. Ummi adalah sosok ibu, sosok istri, sosok wanita yang sempurna di mataku.
Ummi…….
Sayang ummi karena Allah..
Karena ummi punya caranya sendiri dalam mendidik anak-anaknya…
Ummii….
Ajari awi menjadi sosok wanita seperti ummi…
Yang tetap tegar walau badai menghadang..
Yang tetap tanggung walau aral melintang..
Semoga kita berkumpul di syurgaNya kelak.. syurga firdaus insyaAllah… J
~~ happy mother’s day~ 

Jumat, 06 Desember 2013

random post

_Sakinah Bersamamu_
(sebuah cerpen dalam buku yang juga berjudul sakinah bersamamu karya Asma Nadia)
Pertama kali liat buku ini, agak gimana gitu ama judulnya, tapi pas buka bukunya dan ulasan-ulasannya dalam bentuk cerpen langsung tertarik membacanya, hahaha… noted:Cuma tertarik baca ceritanya..!!!
[sedikit ulasan ceritanya]
Kenapa kita menikah, bang?
Sebab tanpamu, tak ada pernikahan bagiku.
(Cuma mau ngasih tau penggalan-penggalan cerita yang menurutku menarik)
……..
Dan seperti yang sudah-sudah setiap kali memandangmu tertidur, baying-bayang kebersamaan kita begitu saja terpampang di pelupuk. Berkejaran. Takdir telah mempertemukan kita, dua orang yang tidak sempurna, hingga sampai ke pelaminan. Ketika aku mulai cemas, tak aka nada lelaki yang berani mendekati, apalagi melamarku.
“makanya jangan pasng muka galak, Ri!” celetuk Ratasya, sahabat baikku yang sudah seperti saudara kandung itu, dengan mimic lucu.
Galak? Iyakah?
Tapi Mitha yang dua puluh kali lebih sangar dariku, sudah setahun lalu dipinang lelaki jawa, dari fakultas lain.
“mungkin kau terlalu pemilih!”
Kali ini suara Mitha. Apakah dia mendengar kalimat pendek yang terbersit di batinku?
Pemilih?
Pikiran itu nyaris membuatku tergelak-gelak. Imajinasiku membayangkan adegan puluhan tangan sibuk memilih pakaian yang sedang sale di department store. Allah… bagaimana bisa membuat pilihan ketika tak satupun laki-laki lain terlihat mengambil ancang-ancang mendekatiku?
Sementara Raja, satu-satunya makhluk lawan jenis yang dekat denganku sejak di bangku pertama kuliah member jawaban lain. Simple aja, “kau terlalu perkasa bagi laki-laki, Ri” (langsung terhenyak pas di bagian ini)
Ah. Jika saja dosen sosiologi kami tak keburu dating, pasti sudah kudebat dia untuk mendefinisikan arti kata ‘perkasa’ disini. Apakah perkasa itu karena aku mengendarai motor gede ke kampus? Apakah kata itu dilekatkan karena kebiasaanku mengenakan celana panjang dengan banyak saku? Atau karena cara bicaraku yang terus terang dan tidak kemayu? Tau… karena aku tidak merasa perlu meminta tolong apapun kepada teman-teman pria di kampus, untuk hal-hal yang masih bisa kukerjakan?
Galak, pemilih, perkasa. Tiga kata itu membuatku mereka-reka akhir kisah cintaku yang tak pernah dimulai. Padahal kata irang-orang wajahku tidak jelek. Behkan menurut Raja, aku jauh lebih menarik dari pada tikus-tikus yang terjebak lem di kamar kos-nya. Bah!
Syukurlah Allah maha baik padaku. Beberpa bulan menjelang wisuda, Dia mempertemukan aku denganmu, lebih tepatnya menurunkanmu dari metro mini yang menyerempet motor dan dengan sukses membuatku oleng dan terjatuh.
………
Awal ceritanya mengingatkanku akan diriku sendiri, seakan merasa satu nasib dengantokoh bernama Ri itu, bahkan sampai sekarang masih sering dijuluki ‘tangguh’ karena (katanya) cara jalanku terlihat seperti perkasa, cara bawa motornya juga perkasa dan suka ngebut (plis… ini ga bisa dikatakan indicator ‘tangguh’). Lagian, apa salahnya sih jadi cewek tangguh? (ah! Pertanyaan retoris untuk berkilah).
Dan mungkin hamper sama dengan cewek-cewek lain yang karakternya seperti aku, senasib gitu deh.. wajah jelek.. menurutku enggak.. toh hokum alam juga berkata bahwa kecantikan itu sifatnya relative… *kalo ini ngeles*
Sosok Ri tadi memang akhirnya menikah dengan Zaqi, laki-laki yang tak sengaja menyerempet itu. Lalu dengan lika-liku yang ada.. sampai akhirnya mereka terpisah oleh maut. Dan yang (juga) berkesan quote Asma Nadia di penggal pertama ulasannya.

Apakah yang terpenting dalam pernikahan?
Menikah dengan sosok sempurna, kah?
Menjalani hari-hari berkeluarga dengan cinta yang sama yang membawa kita ke gerbang pernikahan?
Menikmati kehisupan hingga masa tua, langgeng dan selalu bahagia tanpa pernah mengalami pengkhianatan cinta?


(yang kutarik intinya: menikah itu tak semanis yang dibayangkan dan tak semudah yang diharapkan)